Hello In this post . . I will tell you about the Uruguay forced flight 571 Tragedy . .
Uruguayan Air Force Flight 571, also known less formally as the Andes
flight disaster, was an airline flight carrying 45 people that crashed
in the Andes on October 13, 1972. The event was concluded by December
23, 1972 when the last of 16 survivors were rescued.
The only food they were left with was some chocolate, nougat, crackers
and jam. In addition they had some large bottles of wine and brandy that
the pilots had bought in Mendoza. This was not much for 26 survivors.
This food was rationed as best as possible - One deodorant cap of wine,
one chocolate piece for everyone at a meal time - but it was clear it
would not last and that they would not be rescued soon. If they couldn't
find another source of food they would all die.
The survivors were left with a grim decision, they knew that the only
way to survive was to eat the flesh of their dead friends. One survivor,
Pedro Algorta, thought of it as communion, from their friends' deaths,
the others would live. Canessa, who was one of the first to mention the
idea, went out into the snow to one of the bodies and using a shard of
glass cut from it several slivers of flesh. One by one most of the
survivors took a piece and forced it down their throats. Some, including
Coche Inciarte, and the Methols refused to eat it, so they were given
the rest of the dwindling chocolate; it wasn't long before this ran out
and these few who had refused reluctantly ate as well.
Okey . .this is information I can give to you . . I hope . . This will be useful for you . . Thank you . . . ..
Bahasa Indonesia
Hai . . Dalam post kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah mengerikan tentang Kanibalisme . . Tapi dalam kisah ini mereka melakukan kanibalisme demi mempertahankan hidup karena mereka terdampar di gunung salju setelah mengalami kecelakaan hebat . . .
Inilah kasus kanibalisme paling terkenal dalam sejarah, terjadi di
pegunungan Chili, Andes—perbatasan Argentina-Chilli– pada musim dingin
tahun 1972. Peristiwa ini bermula dengan jatuhnya pesawat carteran
Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa 45 orang penumpang, termasuk
di dalamnya tim rugby dan keluarganya, di pegunungan Chili, Andes, 13
Oktober 1972.
Dari kecelakaan itu, 29 penumpang berhasil selamat, namun medan yang
berat membuat satu demi satu korban berjatuhan. Delapan orang tewas
tertimbun longsoran salju, beberapa lainnya menyusul ke alam baka karena
berbagai sebab, di antaranya, suhu yang luar biasa dingin dan cidera.
Praktis yang tersisa hanya 16 orang, mereka berhasil di selamatkan pada
23 Desember 1972.
Pesawat carteran Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa 45 orang
penumpang, termasuk di dalamnya tim rugby dan keluarganya, di pegunungan
Chili, Andes, 13 Oktober 1972. Itupun, setelah mereka sendiri berjuang
mencari bantuan, karena operasi penyelamatan telah dihentikan jauh-jauh
hari. Pemerintah setempat sudah menganggap mereka sebagai korban hilang
yang tak ditemukan, sampai akhirnya para korban itu datang sendiri
melaporkan lokasi mereka. Luar biasa!!!
Bayangkan, berada di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut pada
saat musim dingin sedang hebat-hebatnya. Salju yang turun deras, nyaris
membekukan semuanya. Nah, para korban ini, hanya memakai pakaian
seadanya, tidak ada makanan, siapapun tak bisa berpikir normal.
Bagaimana caranya bertahan hidup, survive, itulah satu-satunya yang ada
dalam pikiran mereka.Dan, satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan memakan
teman-teman mereka yang telah tewas. Ini bukan keputusan mudah, bahkan
terlalu berat, tapi harus dilakukan jika ingin hidup. Biasanya, dalam
keadaan terjepit seperti itu, orang baru mengerti betapa berharganya
sebuah kehidupan. Dan mereka berjuang untuk mempertahankannya, apapun
caranya.
Yang menyakitkan, lewat radio mereka memonitor kalau upaya pencarian
mereka dihentikan karena lokasi kecelakaan tidak ditemukan. Operasi
penyelamatan mereka dihentikan setelah delapan hari pencarian, atau 11
hari mereka jatuh di gunung. Pihak berwenang menganggap semua korban
pasti tidak ada yang selamat. Bisa dimaklumi, lokasi pengunungan itu
sangat sulit diakses, sementara dari udara terlihat semua berwarna putih
karena tertutup salju. Celakanya, pesawat itu pun berwarna putih.Persisnya, 72 hari mereka survive sebelum akhirnya ditemukan tim SAR.
Itupun setelah dua orang dari korban, Nando Parrado dan Roberto Canessa,
berjuang mencari bantuan. Mereka menuruni pegunungan, mencari jalan
menuju ‘kehidupan’. Selama 12 hari keduanya menempuh jalan sulit,
penduduk setempat, Sergio Katalan, menemukan mereka. Endingnya, semua
korban (16 orang) dibawa ke rumah sakit Santiago dan dirawat karena
menderita penyakit ketinggian , dehidrasi , radang dingin , patah
tulang, kudis dan gizi buruk.
Pengalaman luar biasa ini, difilmkan pada tahun 1993, dan sejak itu
menjadi salah satu kisah ajaib paling terkenal sepanjang masa. Tahun
2006 lalu, Nando Parrado, salah seorang selamat, membukukan pengalamnya
yang dramatis itu dalam buku berjudul Miracle in the Andes: 72 Days on
the Mountain and My Long Trek Home.
Bagaimana menurut anda . . Mengerikan ataukah mengharukan . . Itulah sedikit pengetahuan yang bisa saya bagikan kepada anda . . Semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita terhadap dunia . . Terima kasih banyak . . . .. . . ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar